Bus AKAP Panen, Angkutan Wisata Gigit Jari

DENPASAR – Serbuan wisatawan domestik (wisdom) ke Bali membuat para pengusaha bus yang melayani rute antar kota antar provinsi (AKAP), panen. Sementara para pengusaha angkutan wisata terpaksa harus gigit jari, gara-gara tak kebagian rezeki peak seasons kali ini.

Tingginya minat wisdom menghabiskan liburannya di Bali, benar-benar memberi berkah kepada pengusaha bus AKAP. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali Edy Darmaputra mengakui permintaan atas seat bus AKAP melonjak tinggi.

Bahkan sejumlah perusahaan otobus harus mengeluarkan sejumlah armada cadangannya. “Sekarang penuh sekali.Terutama untuk jurusan dari dan ke Jakarta, penuh sekali,” terang Edy.

Selain daridan ke Jakarta, lonjakan penumpang juga terjadi pada bus-bus jurusan Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. “Kemarin, bus cadangan sudah keluar. Lonjakannya cukup tajam. Mungkin karena libur panjang ini, “ tambah pria asal Buleleng Bali itu.

Lonjakan penumpang bus AKAP juga diakui terkait dengan penutupan maskapai penerbangan Adam Air. Pasalnya, banyak konsumen Adam Air yang kesulitan mencari tiket pesawat lain, terpaksa memilih perjalanan darat dengan bus.

Melonjaknya penumpang memberi kesempatan kepada perusahaan otobus untuk menetapkan harga tertinggi. Diakui Edy, sejumlah perusahaan otobus kini menetapkan tariff batas atas. Harga tiket ke Jakarta misalnya, dijual Rp 300 ribu, Surabaya Rp120 ribu, dan Yogyakarta Rp180 ribu.

Sementara itu, sejumlah pengusaha angkutan wisata di Bali terpaksa gigit jari gara-gara tidak kebagian rezeki peak seasons kali ini. Pasalnya, wisdom yang datang ke Bali saat ini lebih banyak di-handle oleh pengusaha angkutan wisata dari luar

Ketua Persatuan Angkutan Wisata Bali (Pawiba) Bagus Soediana menjelaskan, sebagian besar wisdom yang berlibur di Bali pada akhir pekan ini di-handle pengusaha angkutan wisata dari Bali. Hal itu disebabkan karena sebagian besar wisdom sudah datang dengan kendaraan yang dibawa langsung dari daerahnya.

Soediana memperkirakan pada libur akhir pekan ini ada sekitar 400 bus angkutan wisata yang beroperasi di Bali. Dari jumlah tersebut, separuhnya dipastikan dihandle pengusaha angkutan wisata dari luar Bali. “Kita yang di Bali nggak merasakan peak seasons. Karena kebanyakan sudah dihandle pengusaha luar Bali,” keluhnya. (ni komang erviani)

About erviani

Jatuh cinta dengan dunia jurnalistik sejak bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa Indikator, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Sempat bekerja untuk Harian Warta Bali, 2003 - 2005, Koresponden Majalah GATRA untuk wilayah Bali, anggota redaksi Media HIV/AIDS dan Narkoba KULKUL, TPI, dan Koran Seputar Indonesia. Menulis lepas kini menjadi aktivitas keseharian. Kini aktif sebagai kontributor untuk beberapa media yakni Bali Daily-The Jakarta Post, Mongabay Indonesia, dan Khabat Southeast Asia.
This entry was posted in Pariwisata. Bookmark the permalink.

Leave a comment